teksJalan

************************************************************************************************************************************************************************************************************************************* efryssilalahi-kebudayaan.blogspot.com efryssilalahi-kebudayaan.blogspot.com efryssilalahi-kebudayaan.blogspot.com **************************************************************************************************************************************************************************************************************************************

Senin, 02 Mei 2011

BUDAYA JATIM

Gelar Budaya Jatim ( Jawa Timur ) dengan Menampilkan Seni Budaya Pacitan


PACITAN - Gelar Budaya Jawa Timur 2011 yang digelar di Taman Budaya Jawa Timur (TBJT) 15-17 April menampilkan pesona tarian tradisi, upacara adat, pameran kerajian dan pentas seni Kabupaten Pacitan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Jawa Timur, Dr H Jarianto MSi saat pembukaan Gelar Budaya Jumat (15/4) mengatakan, kegiatan ini merupakan program promosi dan unjuk kreasi seni budaya Kabupaten Pacitan.
Pada pembukaan acara ditampilkan berberapa tarian Tari Eklek, Tari Orek-orek, Musik Oglor, Tari Bambangan Cakil, Tari Kethek Ogleng dan disemarakkan berbagai tarian suguhan Taman Budaya Jatim. “Pacitan punya banyak potensi seni dan budaya yang belum banyak terekspose. Tujuannya pagelaran ini untuk memperkenalkan budaya Pacitan,”

AGENDA SENI - BUDAYA PACITAN DI TAMAN BUDAYA JATIM
1. Hari Pertama Jum'at (15/4) :
TARI KETHEK OGLENG adalah varian dari Cerita Panji yang melukiskan kisah Dewi Sekartaji, putri Raja Kadiri, yang berkelana mencari kekasihnya, yang ternyata juga menyamar menjadi seekor kera.
TARI EKLEK menggambarkan keseharian masyarakat pedesaan dalam menggembala ternak. Tari Bambangan Cakil, merupakan fragmen (pethilan) wayang orang yang menggambarkan kstaria Raden Harjuna menumpas angkara murka.
MUSIK OGLOR yaitu musik Islami sebagaimana shalawatan dengan iringan terbang (rebana) dan kendang dengan alunan vokal yang tinggi.

2. Hari Kedua, Sabtu (16/4):
MEWARNAI WAYANG BEBER, yang merupakan adalah seni wayang yang muncul dan berkembang di Jawa pada masa pra Islam dan masih berkembang di daerah daerah tertentu. Dilanjutkan Seminar pemberdayaan wisata budaya yang digelar pukul 13.00 WIB, dengan narasumber Kepala Disbudpar Jatim, Kepala Disparbudpora Pacitan, Dwi Cahyono (East Java Tourism Board) dan Himawan dari pengamat seni batu mulia.
Pagelaran Wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Winarto dari Magetan.

3. Hari Ketiga Minggu (17/4):
Jalan sehat bersama, musik campursari, dan bazaar murah.
CEPROTAN yaitu upacara adat khas Pacitan, asalnya dari Kediri, yang sudah dikemas menjadi atraksi wisata,  Bentuknya berupa arak-arakan dengan mengusung sejumlah kelapa muda (cengkir) yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga menjadi lunak. Cengkir inilah yang nantinya dilempar-lemparkan antar-peserta arak-arakan sehingga nyeprot (pecah).

Di desa asalnya, Donorojo, upacara Ceprotan ini merupakan ritual bersih desa yang diakukan pada hari Ahad atau Senin di Bulan Dzulqo’dah, atau bulan Longkang menurut Kalender Jawa. Tradisi yang sudah berlangsung setiap tahun ini bahkan sering dilombakan dalam festival seni di Kabupaten Pacitan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar